RINDU PERSIB
Tepat hari ini, komentar saya di
rubrik salah satu surat kabar muncul soal kisruh sepakbola Indonesia dan Persib
Bandung yang dibubarkan, saya kembali menerawang masa indah Puncak kejayaan Tim
kebanggaan Jawa Barat itu.
Meskipun saya bukan Bobotoh yang
fanatik dengan selalu hadir mendukung Persib secara langsung kapanpun dan
dimanapun, namun jangan tanyakan sejauh mana kecintaan saya terhadap Persib.
Saya kembali mengingat moment
dimana seorang Atep sering membuang peluang yang seharusnya bisa menjadi gol. Dia
sering melakukan tendangan yang tidak sesuai dengan niat dia, niat saya, dan
niat seluruh supporter Persib. “Pepelentungan ala Atep” saya menyebutnya
demikian. Namun diluar dugaan dia mampu membuat gol dari situasi dan posisi
yang mustahil. Itulah dia.
Saya rindu Tantan yang berlari kencang
menyisir sisi lapangan, beradu body dengan bek lawan, namun tak ada tenaga
ketika menendang. “Aya jeung lumpat euweuh jeung meuli es” itu yang sering
terlontar dari mulut saya ketika melihat Tantan melakukan hal itu.
Ada rasa khawatir ketika seorang
Hariono sudah mulai “dijaili” lawan. Semua hapal karakter dia. “Beuki heureuy
tapi tara daek diheureuyan”. Diamah gitu orangnya.
Perasaan tenang ketika Konate Makan
sudah mengusai bola. Meliuk-liuk melewati lawan, hingga dijatuhkan. Karena itulah
satu-satunya cara untuk merebut bola dari seorang Konate Makan.
Sayan ingin kembali melihat H. M
Ridwan berbagi bola dengan Supardi. Mencetak gol dan kemudian sujud syukur.
Saya ingin melihat arogansi
Vladimir Vujovic yang dengan gagah meninggalkan pos-nya hanya untuk mencoba
peruntungan menjadi seorang striker.
Dan masih banyak lagi yang saya
rindukan dari Persib.
Semoga kisruh sepakbola yang
sekarang terjadi segera terselesaikan. Semoga.
Ditulis oleh: Andi Surya / @andisurya5 (seorang
biasa yang mencintai Persib)